KEGIATAN
BELAJAR
A.
Alokasi
waktu : 2 x 40 menit
B.
Petunjuk
Penggunaan
Untuk
menggunakan modul ini diharapkan siswa membaca dan memahami isi atau materi
pembelajaran yang ada dalam modul ini secara individual,kemudian dilanjutkan
dengan mengerjakan soal evaluasi untuk mengetahui kemampuan anda dalam kegiatan
pembelajaran ini.
C.
Kompetensi
Dasar
Siswa diharapkan dapat mendeskripsikan kondisi fisik wilayah
dan penduduk.
D.
Indikator
- Siswa dapat menunjukkan letak geografis (posisi geografis,letak geografis) Indonesia.
- Siswa dapat menganalisis hubungan posisi geografis dengan perubahan musim di Indonesia.
- Siswa dapat mengidentifikasi penyebab terjadinya perubahan musim dan menentukan bulan berlangsungnya musim hujan dan musim kemarau di wilayah Indonesia.
- Siswa dapat menyajikan informasi persebaran flora dan fauna tipe Asia,tipe Australia,dan kaitannya dengan pembagian wilayah Wallacea dan Weber.
- Siswa dapat mendeskripsikan persebaran jenis tanah dan pemanfaatannya di indonesia.
Pengalaman
Belajar
A.
LETAK
GEOGRAFIS DAN ASTRONOMIS INDONESIA
a.
Letak
Geografis Indonesia
Letak
geografis suatu wilayah adalah keberadaan posisi wilayah tersebut sesuai dengan
bentuk dan letaknya di bumi. Negara Indonesia merupakan rangkaian gugusan pulau
yang terbentang sepanjang + 5.600 km dari Sabang hingga Merauke. Wilayah negara
Republik Indonesia mempunyai gugusan pulau terbanyak di dunia. Data terbaru
menunjukkan bahwa jumlah pulau di Indonesia mencapai 18.110 buah,terdiri atas
pulau besar dan kecil, baik yang berpenghuni ataupun tidak. Keberadaan
pulau-pulau dan luas wilayah tersebut merupakan salah satu unsur fisik penyusun
wilayah Indonesia yang akan kita pelajari dalam bab ini.
Untuk
melihat letak wilayah Indonesia secara geografis,dapat dilihat pada peta dunia sebagai
berikut.
Gambar 1.2 Peta letak geografis Indonesia
Berdasarkan
gambar di atas dapat diketahui bahasa dilihat secara geografis, wilayah Indonesia
terletak pada posisi yang strategis dan menguntungkan karena beberapa alas an sebagai
berikut:
a) Letak Indonesia di antara Benua Asia
dan Benua Australia.
b) Letak Indonesia di antara Samudra
Pasifik dan Samudra Hindia.
Beberapa
keuntungan yang diperoleh berdasarkan letak geografis Indonesia, antara lain
sebagai berikut:
a) Indonesia
yang terletak di antara dua benua dan dua samudra memungkinkan menjadi persimpangan
lalu lintas dunia, baik lalu lintas udara maupun laut.
b) Indonesia
sebagai titik persilangan kegiatan perekonomian dunia, antara perdagangan negara-negara
industri dan negara-negara yang sedang berkembang. Misalnya antara Jepang,
Korea, dan RRC dengan negara-negara di Asia, Afrika, dan Eropa.
Karena
letak geografisnya pula Indonesia mendapat pengaruh berbagai kebudayaan dan
peradaban dunia, serta secara alami dipengaruhi oleh angin musim. Sekitar bulan
Oktober-April angin bertiup dari Asia ke Australia yang membawa banyak uap air
dari Samudra Pasifik sehingga menimbulkan musim hujan. Sekitar bulan
April-Oktober angina bertiup dari Australia ke Asia yang sedikit membawa uap
air dari Samudra Hindia sehingga menimbulkan musim kemarau.
Pengaruh
musim tersebut di atas menyebabkan Indonesia menjadi negara agraris terkemuka.
Pertanian di Indonesia maju pesat dan banyak menghasilkan beras, jagung, sayur-sayuran,
buah-buahan, karet, kopi, gula, tembakau, dan lain-lain yang sangat berguna bagi
kemakmuran dan keberlangsungan penduduk Indonesia, secara ekonomi pun menjadi peluang
untuk berperan serta dalam perdagangan internasional.
Letak geografis Indonesia mempunyai
pengaruh terhadap aspek ekonomi, aspek sosial, dan aspek budaya.
a. Pengaruh aspek ekonomi
Sebagai
bangsa yang hidup di wilayah persimpangan kegiatan perekonomian dunia, Indonesia
tentu akan terlibat dalam kegiatan tersebut. Keikutsertaannya akan memberi dampak
yang positif bagi negara dalam rangka meningkatkan prokdutivitas ekonomi dan menambah
sumber-sumber pembiayaan bagi pembangunan nasional.
b. Pengaruh sosial
Letak
Indonesia berpengaruh juga terhadap bidang sosial. Letaknya yang strategis memudahkan
bangsa Indonesia berhubungan dengan bangsa-bangsa lain sehingga proses interaksi
sosial lebih dinamis.
c. Pengaruh kebudayaan
Wilayah
Indonesia yang terdiri atas ribuan pulau yang dipisahkan oleh selat dan laut merupakan
satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Kondisi tersebut melahirkan keanekaragaman
bahasa, suku, agama, dan kebudayaan. Keragaman tersebut menjadi kekhasan dan
daya tarik tersendiri bagi pihak-pihak luar serta memperkaya kebudayaan nasional.
Letak geografis diartikan sebagai letak suatu wilayah
kaitannya dengan wilayah lain di muka bumi. Secara geografis, Indonesia
terletak di antara Benua Asia dan Benua Australia, serta di antara Samudra
Hindia dan Samudra Pasifik.
Letak
geografis Indonesia menempatkan Indonesia di posisi silang, sehingga Indonesia
berada pada jalur transportasi perdagangan yang ramai. Bahkan sejak
zaman dahulu, perairan Nusantara merupakan perairan yang ramai dilalui
kapal-kapal dagang dari India, Eropa, dan Cina. Dampak dari posisi silang ini
menyebabkan Indonesia kaya akan keragaman budaya dan suku bangsa. Selain itu,
letak di antara dua benua dan dua samudra memengaruhi kondisi cuaca dan iklim.
Benua dan samudra yang memiliki karakteristik iklim yang berlainan, secara
periodik memengaruhi keadaan cuaca dan iklim di Indonesia yang terletak di
garis khatulistiwa.
b.
Letak
Astronomis Indonesia
Letak
astronomis adalah letak suatu wilayah dipandang dari kedudukan garis lintang dan
garis bujur. Letak wilayah Indonesia dari segi astronomis adalah di antara
6ºLU-11ºLS dan antara 95º BT- 141ºBT. Berdasarkan letak tersebut, Indonesia
memiliki iklim tropis. Dengan posisi wilayah Indonesia berada di antara garis
lintang dan garis bujur, maka wilayah Indonesia dilewati oleh garis
khatulistiwa. Garis khatulistiwa adalah garis khayal keliling bumi,
terletak melintang pada nol derajat yang membagi bumi menjadi dua belahan yang
sama, yaitu Belahan Bumi Utara dan Belahan Bumi Selatan. Beberapa tempat atau
wilayah Indonesia yang dilewati oleh garis khatulistiwa antara lain Bonjol
(Sumatra Barat), Pontianak (Kalimantan Barat), Tambu (Sulawesi Tengah), dan
Halmahera (Maluku).
Letak
astronomis wilayah Indonesia sangat berpengaruh terhadap keadaan iklim yang sangat
menguntungkan, seperti cukup mendapat air hujan, cukup memperoleh cahaya
matahari sepanjang tahun, dan angin yang bertiup rata-rata berkecepatan sedang.
Suhu udara pun tidak terlalu rendah dan tidak terlalu tinggi.Suhu udara
rata-rata di Indonesia sebesar 26ºC menyebabkan beberapa hal berikut ini:
a. Terjadinya hujan zenithal, yaitu
hujan yang disebabkan oleh naiknya udara yangmengandung uap air ke angkasa
secara tegak. Selanjutnya, mengalami kondensasi karena pendinginan temperatur
akhirnya turun menjadi hujan. Naiknya udara tersebut karena adanya pemanasan di
atas permukaan bumi sehingga udara membumbung ke atas.
b. Batu-batuan lebih cepat melapuk.
c. Adanya berbagai macam tumbuhan dan
hewan yang hidup di daerah tropis.
d. Adanya sikap tertentu dari penduduk
untuk menghadapi suhu udara tropis seperti tecermin pada perumahan, pakaian,
dan mata pencaharian.
Gambar 1.4 Peta letak astronomis Indonesia
Perpaduan
antara letak astronomis dengan letak geografis Indonesia tersebut menimbulkan
kondisi berikut ini.
1) Matahari
bersinar terus menerus sepanjang tahun.
2) Penguapan
tinggi, sehingga kelembapan juga tinggi.
3) Memiliki curah
hujan yang relatif tinggi.
4) Memiliki
wilayah hutan hujan tropis yang cukup lebat.
5) Memiliki dua
musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau sebagai akibat pergerakan angin muson.
Hubungan posisi
geografis dengan perubahan musim di Indonesia.Letak Indonesia yang berada di
antara benua Asia dan Australia mengakibatkan berhembusnya angin musim yang
membawa musim hujan dan musim kemarau. Hal ini disebabkan karena perbedaan
tekanan udara.
Angin muson Angin yang
berubah arah setiap setengah tahun yang terjadi karena adanya perbedaan
pemanasan antara belahan bumi utara dan belahan bumi selatan yang disebabkan
adanya revolusi bumi mengelilingi matahari.
Angin muson
tenggara berada di BBU saat benua Asia mengalami musim panas.
Sementara itu di BBS, benua Australia mengalami musim dingin, angin bertiup
dari benua Australia menuju benua Asia dan bergerak melewati gurun yang luas di
Australia. Akibatnya angin yang bertiup itu bersifat kering sehingga
menyebabkan musim kemarau di Indonesia.
Angin muson
barat terjadi pada bulan Oktober-April ketika matahari di BBS,
benua Asia mengalami musim dingin, sedangkan benua Australia mengalami musim
panas. Akibatnya, tekanan udara di benua Asia lebih tinggi dari benua
Australia. Dengan demikian angin akan bertiup dari benua Asia menuju Australia
melalui laut Cina Selatan, angin ini mengandung uap air sehingga menyebabkan
musim hujan di Indonesia.
Musim di Indonesia dipengaruhi oleh adanya gerak semu
matahari. Gerak semu matahari terjadi karena pengaruh rotasi bumi dalam
berevolusi (mengelilingi matahari). Perhatikan gambar dan uraian singkat
berikut! Pada tanggal 23 Maret, posisi matahari tepat di atas khatulistiwa
(0°), kemudian matahari seolah-olah bergeser ke arah Utara, hingga pada tanggal
21 Juni, matahari seolah-olah berada agak condong di Utara, yaitu di titik
balik Utara.
Pergerakan matahari seolah-olah terus terjadi, seiring
dengan berjalannya waktu, matahari kembali bergeser ke Selatan, hingga pada
tanggal 23 September, matahari kembali tepat di atas khatulistiwa, kemudian
matahari seolah-olah bergeser ke arah Selatan, hingga pada tanggal 22 Desember,
matahari seolah-olah berada agak condong di Selatan, yaitu di titik balik
Selatan. Pergerakan matahari seolah-olah terus terjadi, seiring dengan
berjalannya waktu, matahari kembali bergeser ke Utara, hingga pada tanggal 23
Maret, matahari kembali tepat di atas khatulistiwa. Kondisi ini berjalan terus
menerus sepanjang waktu.
Peristiwa tersebut akan berpengaruh terhadap kondisi
kelembapan dan tekanan udara di Indonesia. Saat matahari banyak berada di
wilayah belahan bumi Utara (antara pertengahan bulan Maret - September), maka
di daerah Utara (kawasan Benua Asia) akan mengalami pemanasan maksimal. Hal ini
menyebabkan daerah tersebut memiliki tekanan udara minimum. Kondisi ini
menyebabkan angin berembus dari daerah bertekanan tinggi (dari belahan bumi
Selatan atau Benua Australia) ke daerah bertekanan rendah (belahan bumi Utara
atau Benua Asia). Gerakan udara ini menimbulkan angin monsun atau musim yang
disebut angin monsun Timur (Tenggara), bertiup antara bulan April - Oktober.
Perjalanan angin ini hanya melalui perairan yang relatif sempit, sehingga angin
monsun Timur (Tenggara) hanya memiliki sedikit kandungan air. Hal ini
menyebabkan terjadinya musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia.
Sebaliknya, saat kedudukan matahari
berada di wilayah bumi bagian Selatan (antara pertengahan bulan September -
Maret), maka di daerah Selatan (Benua Australia) akan mengalami pemanasan yang
maksimal. Hal ini menyebabkan daerah tersebut memiliki tekanan udara minimum.
Kondisi ini menyebabkan angin berembus dari daerah bertekanan maksimum (Benua
Asia) ke daerah bertekanan minimum (Benua Australia). Gerakan udara ini
menimbulkan angin yang disebut angin monsun Barat. Angin monsun Barat bergerak
dari daratan Asia sekitar bulan Oktober - April. Dalam perjalanannya, angin ini
melalui wilayah perairan yang cukup luas (Samudra Hindia dan Pasifik), sehingga
memiliki kandungan uap air yang cukup besar dan mendatangkan musim hujan bagi
sebagian besar wilayah Indonesia.
B.
HUBUNGAN LETAK GEOGRAFIS DENGAN
IKLIM
Berdasarkan posisi, garis lintangnya, dan
ketinggiannya, setiap wilayah di permukaan bumi mempunyai ciri-ciri yang
berbeda-beda, baik secara fisik maupun aktivitas kehidupannya. Faktor fisik
tersebut meliputi topografis, lingkungan georafis, cuaca,iklim,dan sinar
matahari.
Iklim adalah pola cuaca khas di suatu daerah
dalam jangka waktu yang lama. Secara umum, iklim dapat diklasifikasikan
berdasarkan beberapa hal berikut ini:
- Lintang astronomis yang disebut juga klasifikasi iklim berdasarkan kedudukan matahari atau iklim matahari yang pembagiannya sebagai berikut:
a) Daerah iklim tropik, yaitu daerah
yang melingkari globe bumi, dibatasi oleh 23 1/2o Lintang Utara dan
23o Lintang Selatan.
b) Daerah iklim sedang yang letaknya di
daerah bumi utara. Posisinya terletak pada globe bumi yang dibatasi oleh oleh
23o dan 66o Lintang Utara atau lingkungan Kutub Utara,
sedangkan di Belahan Bumi Selatan daerah ini dibatasi oleh 23o dan
66o Lintang Selatan (lingkungan Kutub Selatan).
c) Daerah kutub di Belahan Bumi Utara
yang dibatasi lintang terluarnya 66 o Lintang Utara, dengan titik
Kutub Utara sebagai titik pusatnya dan di Belahan Bumi Selatan dibatasi oleh
lintang terluarnya 66 o Lintang Selatan dan titik kutub selatan
sebagai titik pusatnya.
- Variabel fisikal sebagai proyeksi dari radiasi matahari yang disebut sistem iklim fisikal, yaitu sebagai berkut:
a) variabel suhu (temperature);
b) pembakuan bulan terdingin;
c) pembakuan bulan terpanas;
d) variabel curahan hujan;
e) pembakuan bulan kering;
f) pembakuan bulan basah;
g) indikator (penunjuk) vegetasi;
h) potensi penguapan;
i)
periode-periode
yang berhubungan dengan suhu dan curahan hujan.
Berdasarkan kedudukan bumi terhadap
matahari, bumi dapat dibagi menjadi tujuh wilayah iklim sebagai berikut.
- Wilayah Iklim Tropik
Wilayah
iklim tropik terletak di antara garis lintang 23o30’LU – 23o30’LS,
suhu udara rata-rata tinggi sepanjang tahun, yaitu berkisar 20oC –
28oC. Daerah musim tropik sebagai tempat gerakan-gerakan aliran
udara konveksi atau gerakan udara secara vertikal. Wilayah iklim tropik
meliputi Indonesia, Malaysia, Amazon, Kongo, Kamerun, dan Guenia hulu.
Wilayah
iklim tropik di daerah sabana terletak pada garis lintang 5o – 15oLU/LS,
perbedaan musim hujan dan musim kemaraunya akan tampak jelas. Iklim sabana
ditandai dengan jarang hujan sehingga jenis vegetasinya berbentuk semak belukar
dan padang rumput. Wilayah Indonesia yang memiliki iklim sabana adalah Aceh
Timur, Aceh Tengah, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
- Wilayah Iklim Subtropik Utara dan Selatan
Wilayah
beriklim subtropik utara dan selatan terletak di garis lintang 23o30’LU–40oLU
dan 23o30’LS – 40oLS. Temperatur udara di wilayah musim
subtropik tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin. Wilayah ini sebagai
tempat turunnya angin antipasat yang kering dan panas. Selain itu, wilayah ini
mempunyai tekanan udara maksimum.Wilayah subtropik mengenal empat macam musim,
yaitu musim panas (summer), semi (spring), dingin (winter),
dan gugur (autumn).
- Wilayah Iklim Sedang Utara dan Selatan
Wilayah
iklim ini terletak di antara 40oLU – 66o30’LU dan 40oLS
– 66o30’LS. Wilayah iklim ini dipengaruhi oleh iklim laut serta
dipengaruhi oleh sifat keringnya udara yang bertiup di atas garis atau continental.
Wilayah ini mempunyai empat musim, yaitu musim panas (summer), musim
semi (spring), musim dingin (winter), dan musim gugur (autumn).
Keadaan
wilayah iklim sedang di wilayah Eropa, cuaca atau udaranya lembap, langit berawan,
dan curah hujan tinggi. Wilayah-wilayah yang beriklim continental besifat
panas, kering, dan jarang turun hujan. Pada musim panas udaranya panas, dan
pada musim dingin temperaturnya rendah. Wilayah yang iklimnya sedang meliputi
Amerika Utara dan Amerika Timur, ujung Amerika Selatan, Eropa Timur, ujung
Afrika Selatan, Kanada Tengah, dan Australia Selatan.
- Wilayah Iklim Dingin
Wilayah
iklim dingin terletak di daerah Kutub Utara dan Kutub Selatan, tepatnya pada
garis lintang 66o30’LU – 90oLU dan 66o30’LS –
90oLS. Wilayah ini setiap tahun selama 8 – 11 bulan rata-rata suhu
udara di bawah 0o.
Wilayah
iklim dingin dibagi dua, yaitu sebagai berikut.
1) Wilayah iklim tundra di sekitar Laut
Arktik, pesisir Amerika Utara, Kanada Utara, dan Siberia Utara.
2) Wilayah iklim dingin diwarnai corak
musim dingin sangat panjang sehingga hamper semua daratan tertutup salju putih
dan es tebal.
Pembagian
iklim di atas sudah memberikan gambaran kepadamu tentang macam-macam iklim yang
ada di bumi. Untuk memperkaya pengetahuanmu, berikut akan diuraikan tentang
pembagian iklim menurut beberapa ahli klimatologi.
- Wladimir Koppen
Wladimir
Koppen adalah
seorang ahli klimatologi dari Austria. Ia membagi iklim atas dasar rata-rata
suhu udara dan curah hujan bulanan dan tahunan. Koppen berpendapat bahwa suatu
iklim termasuk basah atau kering ditentukan oleh indeks hujan. Klasifikasi iklim
menurut Koppen dapat diperinci sebagai berikut.
1) Iklim A (tropis), yaitu daerah
bersuhu 18oC untuk bulan terdingin.
2) Iklim B (tundra dan kutub), yaitu
daerah bersuhu 10oC untuk bulan terpanas.
3) Iklim C dan D (sedang), iklim C
menempati pinggiran benua yang dipengaruhi iklim laut sehingga disebut iklim
sedang hangat. Iklim D menempati pedalaman benua sehingga dinamakan iklim salju
atau boreal. Adapun batas antara iklm C dan D pada daerah bersuhu 3oC
untuk bulan terdingin.
Berdasarkan
klasifikasi iklim di atas, Indonesia termasuk iklim A (tropis). Menurut Koppen,
iklim A dapat dikelompokkan menjadi beberapa daerah sebagai berikut.
1) Iklim hujan tropis meliputi beberapa
daerah yang bercurah hujan tinggi. Daerah yang bercurah hujan tinggi terdapat
di Pulau Sumatra, Kalimantan, dan Papua.
2) Iklim sabana meliputi daerah Nusa
Tenggara Timur dan sekitarnya.
3) Iklim laut basah meliputi hampir
seluruh kepulauan Indonesia terutama Sumatra, Kalimantan, dan Papua.
4) Iklim salju abadi terdapat di puncak
Pegunungan Jaya Wijaya.
- Schmidt-Ferguson
Schmidt-Ferguson membagi kriteria iklimnya sebagai berikut.
1) Bulan basah, artinya suatu daerah
yang dalam satu tahun curah hujannya lebih dari 100 mm/bulan.
2) Bulan lembap, artinya suatu daerah
yang dalam satu tahun curah hujannya 60 sampai dengan 100mm/bulan.
3) Bulan kering, artinya suatu daerah
yang dalam satu tahun memiliki curah hujan kurang dari 60mm/bulan.Untuk
menentukan iklim, dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
- Oldeman
Oldeman membagi kriteria iklim dengan
pedoman jumlah bulan basah secara berurutan sebagai berikut.
1) Bulan basah, artinya suatu daerah
dalam satu tahun memiliki curah hujan lebih dari 200mm/bulan.
2) Bulan lembap, artinya suatu daerah
dalam satu tahun memiliki curah hujan antara 100 sampai dengan 200mm/bulan.
3) Bulan kering, artinya suatu daerah
dalam satu tahun memiliki curah hujan kurang dari 100mm/bulan.
Prinsip dasar penentuam iklim
menurut Oldeman adalah jika bulan basah berturut-turut sebagai berikut.
1) Iklim A jika jumlah bulan basah
suatu daerah secara berturut-turut lebih dari 9 bulan.
2) Iklim B jika jumlah bulan basah
suatu daerah secara berturut-turut antara 7-9 bulan.
3) Iklim C jika jumlah bulan basah
suatu daerah secara berturut-turut antara 5-6 bulan.
4) Iklim D jika jumlah bulan basah
suatu daerah secara berturut-turut antara 3-4 bulan.
5) Iklim E jika jumlah bulan basah
suatu daerah secara berturut-turut kurang dari 3 bulan.
Berdasarkan
uraian di atas, dapat ditarik benang merahnya bahwa letak Indonesia yang berada
di daerah tropis atau berada di sekitar garis khatulistiwa serta diapit oleh
dua benua dan dua samudra, sangat berpengaruh terhadap keadaan iklimnya.
Indonesia mempunyai iklim tropis yang ditandai dengan temperatur udara yang
tinggi serta curah hujan yang dipengaruhi oleh musim. Adanya perubahan arah
angin juga berpengaruh terhadap keadaan musim di Indonesia yang terbagi menjadi
musim hujan dan musim kemarau.
C.
HUBUNGAN
LETAK GEOGRAFIS DENGAN WAKTU DI INDONESIA
Bumi kita berbentuk bulat dan setiap harinya selalu
berputar. Bumi berputar pada porosnya disebut rotasi. Bumi kita berputar pada
sumbunya dari arah barat ke timur. Untuk satu kali putaran dibutuhkan waktu 24
jam. Maksud sekali putaran adalah bumi berputar 360o dalam waktu 24
jam. Dengan demikian, setiap jam bumi berputar 360o: 24 = 15o.
Adapun akibat dari rotasi bumi adalah sebagai berikut:
1) terjadinya siang dan malam;
2) terjadinya perbedaan waktu pada
tempat yang berbeda letak meridian/bujurnya;
3) pembelokan arah angin.
Jika memperhatikan perhitungan waktu yang telah dipaparkan
di atas, dapat ditentukan bahwa apabila matahari di tempat A mulai tampak, di
tempat yang terletak 15o sebelah baratnya matahari akan tampak satu
jam kemudian. Jadi, pada setiap wilayah yang terletak antara pergeseran 15oBT
dari timur ke barat berselisih waktu 1 jam. Misalnya, Kota Jayapura di Provinsi
Irian Jaya terletak pada 140oBT, dan Kota Manado di Sulawesi Utara
terletak pada 125oBT. Selisih kedua kota tersebut dari garis BT
adalah 140o– 125o = 15o. Maka,apabila di
Jayapura pukul tujuh, di Manado berarti pukul enam.
Menurut perhitungan, lebar bujur di tanah air kita adalah
46o sebab letaknya antara
95oBT-
141oBT. Jadi, selisihnya adalah 141o– 95o= 46o.
Berdasarkan hal tersebut, Indonesia dibagi dalam tiga wilayah waktu, yaitu
sebagai berikut.
1) Standar wilayah meridian 105o
BT, ditetapkan Waktu Indonesia Bagian Barat (WIB) yang meliputi seluruh wilayah
Pulau Sumatra, Jawa dan Madura, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah. Perbedaan
waktu antara WIB dengan GMT atau waktu
2) Greenwich adalah sebanyak 7 jam. Standar
meridian 120o BT, ditetapkan Waktu Indonesia Bagian Tengah (WITA), yang
meliputi wilayah Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Bali, NTT, NTB, dan Sulawesi.
Perbedaan waktu antara WITA dengan GMT adalah sebanyak 8 jam.
3) Standar meridian 135o BT,
ditetapkan Waktu Indonesia Bagian Timur (WIT), yang meliputi Kepulauan Maluku
dan Irian Jaya. Perbedaan dengan GMT sebanyak 9 jam.
Dari penetapan tersebut, dapat diketahui bahwa selisih waktu
untuk Indonesia barat, tengah, dan timur adalah 60 menit atau satu jam. Adapun
yang menjadi pegangan dalam menentukan waktu adalah garis bujur. Sejarah
Pembagian wilayah waktu di Indonesia dimulai dengan terbitnya Keputusan Presiden
RI. No.243 Tahun 1963 yang membagi Indonesia dalam 3 (tiga) wilayah waktu dan
berlaku mulai 1 Januari 1964.
Gambar 1.7 Pembagian Wilayah Waktu di Indonesia
D.
PERUBAHAN
MUSIM DI INDONESIA
Seperti yang sudah kamu ketahui dari pembahasan sebelumnya,
Indonesia merupakan wilayah iklim tropik dan memiliki dua musim, yaitu musim
hujan dan musim kemarau.
1)
Musim
Kemarau di Indonesia
Berlangsungnya
musim kemarau di Indonesia bersamaan dengan bertiupnya angina musim timur dan
terjadi antara bulan Maret-September. Namun pada bulan Maret dan September,
gerakan angin belum menentu sehingga pada bulan tersebut dapat terjadi turun hujan.
Secara umum, jika iklimnya berjalan normal, musim kemarau di Indonesia kebanyakan
berlangsung antara bulan April sampai bulan September. Pada saat itu, kelembapan
udara sangat rendah sehingga terjadi kekeringan di beberapa daerah Indonesia.
2)
Musim
Hujan di Indonesia
Berlangsungnya
musim hujan di Indonesia bersamaan dengan bertiupnya angin musim barat dan
terjadi antara bulan September dan bulan Maret. Namun pada bulan itu, gerakan
angin belum menentu sehingga kemungkinan bulan tersebut curah hujannya belum
menentu.Secara umum jika iklimnya berjalan normal, musim hujan di Indonesia
kebanyakan berlangsung antara bulan Oktober sampai bulan Febuari. Di beberapa
wilayah sering kali hujannya sedemikian lebat hingga terjadi banjir.
E.
PERSEBARAN
FLORA DAN FAUNA DI INDONESIA
Pada zaman
glasial, yaitu suatu zaman ketika air permukaan didominasi dalam bentuk es yang
beku dan terakumulasi di sekitar kutub, volume air laut masih sedikit sehingga
permukaan darat lebih luas. Pada saat itu, landas kontinental (lempeng) Asia masih
dalam bentuk daratan yang bersatu dan tidak terpisahkan oleh laut sehingga fauna
yang ada di wilayah Asia dapat bermigrasi, baik yang melalui perjalanan darat maupun
terbawa angin atau sungai. Begitu pula yang terjadi di landas continental (lempeng)
Australia.
Setelah
zaman glasial berakhir, es di kutub mencair dan volume air laut bertambah
sehingga dataran rendah di pesisir banyak yang tergenang dan berubah seperti
sekarang ini. Oleh karena itu, ada kesamaan fauna antara Pulau Sumatra, Jawa,
dan Kalimantan serta pulau-pulau kecil yang ada di sekitarnya karena wilayah
tersebut tadinya terhampar dalam satu daratan yang tidak terpisah oleh laut.
Berdasarkan
wilayah flora dan fauna, Indonesia terbagi menjadi tiga yaitu sebagai berikut.
1) Indonesia bagian barat, meliputi
Pulau Sumatra, Pulau Jawa, Pulau Kalimantan, dan pulau-pulau kecil yang ada di
sekitarnya.
Gambar 2.1 flora sumatra
2) Indonesia bagian tengah, meliputi
Pulau Sulawesi, Kepulauan Maluku, dan Kepulauan Nusa Tenggara;
3) Indonesia bagian timur, meliputi
wilayah Papua dan pulau-pulau lain di sekitarnya. Wilayah fauna Indonesia
bagian barat dengan fauna bagian tengah dibatasi oleh garis Wallace,
sedangkan wilayah fauna Indonesia bagian tengah dengan wilayah Indonesia bagian
timur dibatasi oleh garis Weber.
Gambar 2.2 persebaran fauna
Penyebaran
flora dan fauna di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor tersebut
di antaranya:
1) keadaan iklim;
2) keadaan tanah;
3) pengaruh makhluk hidup atau biotik.
Gambar 2.3 Peta Persebaran Fauna
Indonesia berdasarkan Garis Wallace dan Garis Weber
Flora
dan Fauna di Landas Kontinen Asia (Dangkalan Sunda)
Jenis
fauna yang ada di wilayah Indonesia bagian barat di antaranya sebagai berikut.
a)
Jenis
mamalia yang terdiri atas gajah, badak bercula satu, tapir, rusa, banteng,
kerbau, monyet, orang utan, macan, tikus, bajing, kijang, landak, dan babi
hutan.
b) Jenis reptil yang terdiri atas
buaya, kura-kura, kadal, biawak, ular, bunglon, dan trenggiling.
c) Jenis burung terdiri atas burung
hantu, elang, jalak, merak, kutilang, dan berbagai macam unggas.
d) Berbagai jenis serangga.
e) Berbagai macam ikan tawar, yaitu
sejenis lumba-lumba dari Sungai Mahakam.
f) Flora dan fauna yang ada di wilayah
Indonesia bagian barat (Dangkalan Sunda) dapat dibedakan menjadi sebagai
berikut.
Flora
dan Fauna di Pulau Sumatra dan Sekitarnya
Flora khas Sumatra yang masih terpelihara dengan baik di
antaranya terdapat di Taman Nasional Gunung Leuser. Taman Nasional Gunung
Leuser terdapat di wilayah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Kekhasan
flora pada beberapa daerah ada yang dijadikan maskot atau identitas daerah,
seperti cempaka kuning dijadikan mascot Nanggroe Aceh Darussalam. Adapun fauna
yang dijadikan maskotnya adalah burung murai kuning atau murai emas. Oleh
karena itu, maskot Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sering disebut burung
cempaka kuning.
Bunga kenanga dijadikan maskot masyarakat Sumatra Utara.
Bunga ini digunakan untuk upacara adat terutama pada upacara pemakaman dan
ziarah kubur. Burung beo merupakan burung khas Pulau Nias. Adapun pohon andalas
dijadikan maskot Sumatra Barat.
Fauna kawasan Sumatra Barat terdapat berbagai jenis hewan
liar, seperti gajah, harimau, rusa, dan kera. Jenis flora yang ada di Taman
Nasional Gunung Leuser juga tersebar di Bengkulu, seperti meranti, damar, kayu
manis, dan suweg raksasa yang dijadikan maskot pemerintah Bengkulu, sedangkan
faunanya beruang madu. Di Provinsi Riau, banyak dijumpai meranti, kemenyan,
kamper, merawang, rotan, dan damar.
Gambar 2.4 fauna Sumatra
Provinsi Riau mempunyai tanaman langka, yaitu nibung. Tanaman
ini digunakan untuk pip air bagi lantai rumah panggung, dan bahan jembatan.
Selain pohon nibung, burung serindit juga dijadikan maskot Provinsi Riau.
Adapun di Provinsi Jambi, flora terkenal di antaranya pohon pinang yang
merupakan tanaman hias. Faunanya yang terkenal adalah harimau sumatra.
Flora khas Provinsi Sumatra Selatan adalah tanaman buah
duku. Faunanya yang terkenal adalah gajah, badak, harimau, tapir, siamang, beruang,
buaya, dan ikan duyung. Di Provinsi Lampung, flora khas yang terkenal adalah
jenis bunga yang mempunyai kebiasaan mekar di waktu sore, yaitu bunga ashar.
Fauna yang banyak ditemukan adalah gajah, badak sumatra, harimau, kera, babi,
badak, kijang, dan musang.
Flora
dan Fauna Pulau Jawa dan Bali
Flora khas DKI Jakarta di antaranya salak condet. Tanaman
ini banyak ditanam di daerah Condet. Provinsi DKI Jakarta pada awalnya memiliki
banyak rawa dan hutan mangrove (bakau). Hutan ini sebagai habitat yang baik
untuk berbagai jenis burung di antaranya elang bendol. Elang bendol ini dijadikan
maskot Provinsi DKI Jakarta. Flora khas Banten banyak dijumpai adalah hutan hujan
tropis. Hujan sekundernya banyak dijumpai di daerah yang padat penduduknya,
seperti hutan jati, pinus, albasia, dan kayu putih. Fauna khas Provinsi Banten
adalah badak bercula satu, kera, banteng, kurakura, penyu, dan buaya.
Flora khas yang banyak dijumpai di Provinsi Jawa Barat
adalah hutan hujan tropik. Hutan sekundernya banyak dijumpai yaitu karet, kina,
cengkeh, kopi, cokelat, tebu, kapuk, dan lain-lain. Flora yang dijadikan maskot
Provinsi Jawa Barat adalah Gandaria. Flora khas yang banyak dijumpai di
Provinsi Jawa Tengah adalah jati dan tembakau. Faunanya banyak dijumpai di
hutan sebagai satwa liar, di antaranya kera, harimau, babi hutan, dan ular.
Flora khas yang dijumpai di Provinsi DI Yogyakarta adalah pohon kepel. Tanaman
ini dijadikan maskot Provinsi DI Yogyakarta. Fauna khas Yogyakarta di antaranya
musang, harimau, landak, dan burung. Burung perkutut adalah binatang yang
dijadikan maskot Provinsi DI Yogyakarta.
Flora khas Provinsi Jawa Timur antara lain jati, mahoni, dan
akasia. Fauna yang dijumpai antara lain rusa, babi hutan, anjing hutan, dan harimau
jawa. Flora identitas Jawa Timur adalah bunga sedap malam. Flora yang terkenal
di Provinsi Bali antara lain sawo kecik, kepelan, munde, kwanitan, pandak,
cempaka kuning, dan duren. Fauna yang ada di Provinsi Bali antara lain babi hutan,
kijang, rusa, banteng, dan harimau.
Flora
dan Fauna di Daerah Pulau Kalimantan
Flora yang dijumpai di Provinsi Kalimantan Barat adalah
tengkawang tungkul. Fauna yang ada di Kalimantan Barat antara lain burung enggang
gading yang dijadikan mascot daerah. Flora khas di Provinsi Kalimantan Tengah
adalah tenggaring. Tanaman ini mirip dengan rambutan di Jawa Barat. Tanaman ini
dijadikan maskot daerah Kalimantan Tengah. Fauna maskot Kalimantan Tengah
adalah burung kuau melayu.
Adapun flora yang terkenal di Provinsi Kalimantan Timur di
antaranya meranti, ulin, keruing, damar, lempung, agates, rotan, bambo, dan
pakis. Flora yang dijadikan maskotnya adalah anggrek hitam. Fauna yang banyak
ditemukan di Provinsi Kalimantan Timur antara lain kera, orang utan, babi,
musang, dan ikan.Sementara, flora yang terdapat di Provinsi Kalimantan Selatan
antara lain hutan primer,hutan sekunder, semak belukar, padang ilalang, dan
rawa. Flora endemik Kalimantan Selatan adalah kasturi. Fauna endemik yang perlu
dilindungi dan dijadikan maskot Provinsi Kalimantan Selatan adalah bekantan.
Binatang ini merupakan spesies kera, sejenis lutung.
Flora
dan Fauna di Landas Kontinen Australia (Dangkalan Sahul)
Flora yang terkenal di daerah Papua antara lain agathis,
podocarpus, nipah, kayu putih, rotan, anggrek, sagu, dan umbi-umbian. Flora
yang dijadikan maskot Pemda Papua adalah matoa. Fauna di wilayah Indonesia
bagian timur di antaranya sebagai berikut.
a) Jenis mamalia yang terdiri atas
kanguru, wallaby, beruang, nokdiak (landak irian), dan kuskus.
b) Jenis reptil yang terdiri atas
buaya, biawak, ular, kadal, dan kura-kura.
c) Jenis amfibi yang terdiri atas katak
pohon, katak terbang, katak air.
d) Jenis burung yang terdiri atas nuri
raja udang, cendrawasih, dan kasuari.
e) Berbagai jenis ikan.
Burung cendrawasih dijadikan maskot Provinsi Papua. Burung
tersebut dianggap fauna asli Papua dan populasinya dewasa ini sudah langka.
Flora
dan Fauna di Wilayah Wallace
Daerah Wallace meliputi wilayah Sulawesi, Maluku, dan Nusa
Tengara. Flora yang ditetapkan sebagai maskot Provinsi Sulawesi Utara adalah
langsei. Tanaman ini merupakan spesies beringin khas Sulawesi. Fauna di wilayah
Sulawesi Utara di antaranya babi, rusa, anoa, maleo, kera, buaya, ular, dan
tangkasi. Tangkasi adalah sejenis monyet terkecil di dunia. Binatang ini
dijadikan maskot Sulawesi Utara.
Flora khas Provinsi Sulawesi Tengah adalah anggrek putri
donggal, aghatis, meranti, kayu palupi, rotan, dan kayu eboni. Fauna di wilayah
ini yaitu tapir, anoa, babi rusa, monyet, dan burung maleo. Flora di wilayah
Sulawesi Selatan antara lain kayu hitam, akasia, rotan, kemiri, bambu, markisa,
dan anggrek. Flora yang dijadikan maskot daerah ini adalah lontar. Jenis
faunanya adalah babi rusa, anoa, dan babun jambul. Fauna yang dijadikan mascot burung
ranggong atau enggang sulawesi.
Flora yang dijumpai di Sulawesi Tenggara antara lain rotan,
bakau, damar, dan bambu.Fauna yang terkenal antara lain kera, babi hutan,
burung maleo, dan anoa yang dijadikan maskot. Adapun flora yang banyak dijumpai
di Provinsi Maluku yaitu meranti, kayu besi, kayu goppasa, jati, cendana,
rotan, sagu, dan kayu putih di Pulau Buru. Fauna di wilayah Maluku antara lain
rusa, babi hutan, kerbau liar, sapi liar, kuskus, biawak, dan penyu yang
dijadikan maskot adalah burung nuri raja atau nuri Ambon.
Flora yang banyak dijumpai di Provinsi Nusa Tenggara Barat,
yaitu kareng dan kayu hitam serta ajan kallicung sejenis kayu hitam yang agak
merah kekuningan. Maskot pemda NTB adalah ajan kallicung. Fauna di wilayah ini
adalah rusa, kijang, monyet, sapi liar, biawak, ular, kuda, kerbau sapi, dan
domba.
Flora yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Timur adalah
cendana, akasia, lontar gewang, kayu putih, meranti, dan sirih hutan. Maskot Pemda
Nusa Tenggara Timur adalah kayu cendana. Fauna di wilayah NTT, misalnya kuda,
rusa, babi hutan, kuskus, dan berbagai jenis reptil seperti komodo
PERSEBARAN
JENIS TANAH DI INDONESIA
Indonesia mempunyai daratan seluas ± 2 juta km², dari luas
tersebut tidak seluruhnya dapat diusahakan sebagai lahan pertanian, karena permukaannya
berbeda-beda. Di satu sisi kita sering mendengar “Indonesia” mempunyai tanah
yang subur. Benarkah? Seperti apakah tanah yang subur itu? Di daerah mana saja
tanah yang subur itu di Indonesia dan berapa besar penyebarannya?
Berdasarkan proses pembentukannya, maka
tanah dapat dibedakan menjadi beberapa jenis menurut sifat-sifatnya.
Jenis-jenis tanah di Indonesia, antara lain, dapat dibedakan seperti berikut
ini.
Tanah Vertikal
Bentuk persebaran tanah vertikal dapat
kalian lihat saat ada penggalian parit, liang, atau sumur. Saat mencapai
kedalaman tertentu, kalian akan melihat perbedaan warna lapisan tanah. Perbedaan
warna lapisan tanah tersebut dikenal dengan sebutan profil tanah. Secara garis
besar, profil tanah terdiri atas empat lapisan.
1) Lapisan tanah
atas Lapisan tanah atas disebut juga topsoil, merupakan bentuk lapisan tanah
yang paling subur, berwarna cokelat kehitam-hitaman, gembur, dan memiliki
ketebalan hingga 30 cm. Pada lapisan tanah inilah berkembang aktivitas
organisme tanah. Warna cokelat kehitaman dan kesuburan tanah pada lapisan ini
disebabkan pengaruh humus (bunga tanah), yaitu campuran sisa tumbuhan dan hewan
yang telah mati dan membusuk di dalam lapisan atas.
2) Lapisan tanah
bawah Lapisan tanah bawah disebut juga subsoil, merupakan lapisan tanah yang
berada tepat di bawah lapisan topsoil. Lapisan ini memiliki sifat kurang subur
karena memiliki kandungan zat makanan yang sangat sedikit, berwarna kemerahan
atau lebih terang, strukturnya lebih padat, dan memiliki ketebalan antara 50 -
60 cm. Pada lapisan ini, aktivitas organisme dalam tanah mulai berkurang,
demikian juga dengan sistem perakaran tanaman. Hanya tanaman keras yang berakar
tunggang saja yang mampu mencapainya.
3) Lapisan bahan induk tanah Lapisan bahan induk tanah disebut juga regolith, merupakan asal atau induk dari lapisan tanah bawah. Pada profil tanah, lapisan ini berwarna kelabu keputih-putihan, bersifat kurang subur karena tidak banyak mengandung zat-zat makanan, strukturnya sangat keras, dan sulit ditembus sistem perakaran. Di lereng-lerang pegunungan lipatan atau patahan, lapisan ini seringkali tersingkap dengan jelas. Akan tetapi karena sifat-sifat tersebut, maka lapisan tanah ini sulit dibudidayakan dan hanya akan menghasilkan tanaman yang kerdil dan tidak berkembang.
3) Lapisan bahan induk tanah Lapisan bahan induk tanah disebut juga regolith, merupakan asal atau induk dari lapisan tanah bawah. Pada profil tanah, lapisan ini berwarna kelabu keputih-putihan, bersifat kurang subur karena tidak banyak mengandung zat-zat makanan, strukturnya sangat keras, dan sulit ditembus sistem perakaran. Di lereng-lerang pegunungan lipatan atau patahan, lapisan ini seringkali tersingkap dengan jelas. Akan tetapi karena sifat-sifat tersebut, maka lapisan tanah ini sulit dibudidayakan dan hanya akan menghasilkan tanaman yang kerdil dan tidak berkembang.
3) Lapisan batuan
induk Lapisan batuan induk disebut juga bedrock, merupakan bentuk batuan pejal
yang belum mengalami proses pemecahan. Lapisan ini terletak di lapisan paling
bawah, sehingga jarang dijumpai manusia. Akan tetapi di pegunungan lipatan atau
patahan, lapisan ini terkadang tersingkap dan berada di lapisan atas. Bila hal
ini terjadi, maka lahan tersebut merupakan lahan yang tandus dan tidak dapat
ditanami karena masih merupakan lapisan batuan.
Tanah merupakan lapisan bumi paling luar sebagai tempat
tumbuhnya tanaman. Tanah berasal dari hasil pelapukan batuan induk dan
bahan-bahan organik dari tumbuhan dan hewan yang telah membusuk. Bahan yang
menyusun tanah terdiri atas zat padat, cair, gas, dan organisme. Pelapukan
batuan induk pembentuk tanah di daerah tropis sangat dipengaruhi oleh faktor
suhu dan kelembapan udara.
Jenis tanah yang ada di suatu tempat ditentukan oleh batuan
induk, iklim, topografi, bahan organik, dan umur.
jenis-jenis
tanah yang ada di Indonesia sebagai berikut.
1) Tanah Aluvial
Tanah aluvial atau tanah endapan adalah yang terbentuk dari
material halus hasil pengendapan aliran sungai di dataran rendah atau lembah.
Tanah ini terdapat di pantai timur Sumatra, pantai utara Jawa, dan sepanjang
Sungai Barito, Mahakam, Musi, Citarum, Batanghari, dan Bengawan Solo.
Gambar
2.6 tanah alluvial
2)
Tanah Vulkanis
Tanah vulkanis adalah tanah yang berasal dari abu hasil
peletusan gunung berapi yang sudah mengalami proses pelapukan.
Tanah andosol terdapat di
lereng-lereng gunung api, seperti di daerah Sumatra, Jawa, Bali, Lombok,
Halmahera, dan Minahasa. Vegetasi yang tumbuh di tanah andosol adalah hutan
hujan tropis, bambo, dan rumput.
Gambar
2.7 tanah vulkanis
3)
Tanah regosol
Tanah regosol berupa tanah aluvial yang baru diendapkan dan
tanah pasir terdapat di Bengkulu, pantai Sumatra Barat, Jawa, Bali, dan Nusa
Tenggara Barat. Material jenis tanah ini berupa tanah regosol, abu vulkan,
napal, dan pasir vulkan. Tanah regosol sangat cocok ditanami padi, tebu,
palawija, tembakau, dan sayuran.
Gambar
2.8 tanah regosol
4) Tanah kapur atau tanah mediteran
Tanah kapur atau tanah mediteran adalah tanah yang terbentuk
dari batu kapur yang mengalami pelapukan. Tanah kapur terdapat di daerah
perbukitan kapur Sumatra Selatan, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi
Selatan. Tanaman yang hidup di daerah kapur adalah palawija, stepa, savana, dan
hutan jati atau hutan musim.
Gambar
2.9 tanah kapur
5)
Tanah litosol
Tanah litosol adalah tanah berbatu-batu. Bahan pembentuknya
berasal dari batuan keras yang belum mengalami pelapukan secara sempurna. Jenis
tanah ini juga disebut tanah azonal. Tanaman yang dapat tumbuh di tanah litosol
adalah rumput ternak, palawija, dan tanaman keras.
Gambar
2.10 tanah litosol
6)
Tanah
argonosol atau tanah gambut
Tanah argonosol atau tanah gambut adalah tanah yang
terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan rawa yang mengalami pembusukan. Jenis tanah
ini berwarna hitam hingga cokelat. Tanah ini terdapat di rawa Sumatra,
Kalimantan, dan Papua. Tanaman yang dapat tumbuh di tanah argonosol adalah
karet, nanas, palawija, dan padi.
Gambar: 2.11. Tanah Organosol
7)
Tanah grumusol atau margalith
Tanah
grumusol atau margalith adalah tanah yang terbentuk dari material halus berlempung.
Jenis tanah ini berwarna kelabu hitam dan bersifat subur, tersebar di Jawa
Tengah, Jawa Timur, Madura, Nusa Tenggara, dan Sulawesi Selatan. Tanaman yang
tumbuh di tanah grumosol adalah padi, jagung, kedelai, tebu, kapas, tembakau, dan
jati.
Gambar: 2.12. Tanah Grumusol
8)
Tanah latosol
Tanah
latosol adalah tanah yang banyak mengandung zat besi dan aluminium.Tanah ini
sudah sangat tua sehingga kesuburannya rendah. Warna tanahnya merah hingga
kuning sehingga sering disebut tanah merah. Tanah latosol mempunyai sifat cepat
mengeras jika tersingkap atau berada di udara terbuka disebut tanah laterit.
Tanah
latosol tersebar di Sumatra Utara, Sumatra Barat, lampung, Jawa Barat, Jawa
Timur, Bali, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Papua. Tumbuhan yang
dapat hidup di tanah latosol adalah padi, palawija, sayuran, buah-buahan,
karet, sisal, cengkih, kakao, kopi, dan kelapa sawit.
Kondisi tanah di Indonesia dikenal dengan kesuburannya
sehingga ketika ditanami suatu tanaman senantiasa tumbuh dan memberikan manfaat
kepada pemiliknya. Suatu tanah dikatakan subur apabila memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:
1) banyak mengandung unsur hara atau
zat-zat yang diperlukan tanaman untuk pertumbuhannya;
2) cukup mengandung air yang berguna
untuk melarutkan unsur hara agar dapat diserap oleh akar tumbuhan;
3) struktur tanahnya baik, artinya
susunan butir-butir tanah tidak terlalu padat dan tidak terlalu lenggang.
Pemanfaatan
Tanah di Indonesia :
1) Pemanfaatan secara langsung
Contoh : pembuatan batu bata, genteng dan campuran pembuatan
semen
2) Pemanfaatan secara tidak langsung
Contoh : mengolah tanah untuk
ditanami tanaman, untuk pondasi bangunan, dan saran transportasi seperti jalan.
RANGKUMAN
- Letak geografis suatu wilayah adalah keberadaan posisi wilayah tersebut sesuai dengan bentuk dan letaknya di bumi.
- Dilihat secara geografis, wilayah Indonesia terletak pada posisi yang strategis dan menguntungkan karena beberapa alasan sebagai berikut:
a) letak Indonesia di antara Benua Asia
dan Benua Australia;
b) letak Indonesia di antara Samudra
Pasifik dan Samudra Hindia.
- Indonesia mempunyai iklim tropis yang ditandai dengan temperatur udara yang tinggi serta curah hujan yang dipengaruhi oleh musim. Adanya perubahan arah angin juga berpengaruh terhadap keadaan musim di Indonesia yang terbagi menjadi musim hujan dan musim kemarau.
- Indonesia dibagi dalam tiga wilayah waktu berikut ini.
a) Standar wilayah meridian 105oBT,
ditetapkan Waktu Indonesia Bagian Barat (WIB) yang meliputi seluruh wilayah
Pulau Sumatra, Jawa dan Madura, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah. Perbedaan
waktu antara WIB dengan GMT atau waktu Greenwich adalah sebanyak 7 jam.
b) Standar meridian 120oBT,
ditetapkan Waktu Indonesia Bagian Tengah (WITA), yang meliputi wilayah
Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Bali, NTT, NTB, dan Sulawesi. Perbedaan
waktu antara WITA dengan GMT adalah sebanyak 8 jam.
c) Standar meridian 135oBT,
ditetapkan Waktu Indonesia Bagian Timur (WIT), yang meliputi Kepulauan Maluku
dan Irian Jaya. Perbedaan dengan GMT sebanyak 9 jam.
- Wilayah fauna Indonesia bagian barat dengan fauna bagian timur dibatasi oleh garis Wallace, sedangkan wilayah fauna Indonesia bagian tengah dengan wilayah Indonesia bagian timur dibatasi oleh garis Weber.
- Penyebaran flora dan fauna di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor tersebut di antaranya:
a) keadaan iklim;
b) keadaan tanah;
c) pengaruh makhluk hidup atau biotik.
d) Relief permukaan bumi
- Suatu tanah dikatakan subur apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a) banyak mengandung unsur hara atau
zat-zat yang diperlukan tanaman untuk pertumbuhannya;
b) cukup mengandung air yang berguna
untuk melarutkan unsur hara agar dapat diserap oleh akar tumbuhan;
c) struktur tanahnya baik, artinya
susunan butir-butir tanah tidak terlalu padat dan tidak terlalu lenggang.
SOAL
LATIHAN
1. Pilihan Ganda
Pilihlah
jawaban yang kamu anggap paling benar!
1.
Keberadaan posisi wilayah tersebut sesuai dengan bentuk dan letaknya di bumi
disebut ....
a. letak geologis
b. letak astronomis
c. letak strategis
d. letak geografis
2.
Secara geografis, Indonesia terletak di antara dua benua, yaitu ....
a. Benua Asia dan Benua Australia
b. Benua Asia dan Benua Amerika
c. Benua Australia dan Eropa
d. Samudra Pasifik dan Samudra Hindia
3.
Laut yang terletak antara pulau-pulau Indonesia disebut ....
a. laut teritorial c. laut
kontinen
b. laut nusantara d. laut wilayah
4.
Akibat letak geografisnya, Indonesia memiliki dua musim yaitu ....
a. hujan dan tropis
b. hujan dan semi
c. kemarau dan hujan
d. semi dan salju
5.
Musim kemarau di Indonesia pada umumnya berlangsung pada bulan ....
a. April – Oktober
b. Oktober – April
c. September – Januari
d. Februari – Maret
6.
Wilayah Indonesia yang masuk ke dalam WITA adalah ....
a. Kalimatan Barat
b. Kalimantan Tengah
c. Bali
d. Jawa Barat
7.
Berikut yang tidak termasuk wilayah fauna Wallace adalah ....
a. NTT
c. Sumatra
b. Sulawesi
d.
Maluku
8.
Jenis tanah yang dihasilkan oleh proses pelapukan material batuan gunung api
adalah ....
a. tanah vulkanik
c. tanah gambut
b. tanah aluvial
d. tanah laterit
9.
Pada tahun 2002, Pulau Sipadan dan Ligitan diputuskan oleh Mahkamah
Internasional termasuk wilayah ....
a. Indonesia
b. Malaysia
c. Singapura
d. Filipina
10.
Wilayah Indonesia bagian tengah dan wilayah Indonesia bagain barat dibatasi
oleh ....
a. paparan
b. sahul
c. wallace
d. weber
II.
Uraian
Jawablah
pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan tepat!
1.
Jelaskan perbedaan letak geografis dengan letak astronomis!
2.
Sebutkan tiga wilayah yang termasuk Waktu Indonesia Tengah (WITA)!
3.
Faktor apa saja yang menyebabkan perbedaan jenis flora dan fauna di setiap
daerah?
4.
Sebutkan jenis-jenis tanah yang ada di Indonesia!
5.
Jelaskan sikap kamu jika salah satu pulau milik Negara Indonesia tiba-tiba
diakui
oleh
negara lain !
DAFTAR
PUSTAKA
Departemen
Pendidikan Nasional. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Ilmu Pengetahuan Sosial SMP.
Jakarta: Pusat Perbukuan dan Badan Penelitian
dan Pengembangan.
Muin,
Idianto. 2004. Pengetahuan Sosial, Geografi. Jakarta: Grasindo
Tim
Penyusun. 2002. ATLAS, Indonesia dan Dunia. Jakarta: Indo Buwana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar